Oktober, lebih dari akhir.

Ada seseorang yang (pernah) berjuang mati-matian, di balik sebuah ikhlas yang benar-benar hidup.

Sesekali, aku menilik linimasamu. Mematikan penasaran, memastikan kau tetap dikelilingi kebahagiaan—dengan atau tanpa aku.

Kepergianmu, kuiringi senyuman tanpa sesak. Agar ketika nanti kau ingin pulang, ada yang membekas sebagai jejak.

Dengan tidak membenci kepergianmu, aku telah mensyukuri kepulangan diri sendiri.

Tuhan... biarkan luka ini menjadi yang terakhir—tempias dalam oktober yang berakhir.


Comments

Popular Posts